PENGERTIAN
PENGELOLAAN KELAS
Menurut
Ahmad (1995) dalam Mts An-Nur Tempo menyatakan pengelolaan kelas adalah
segala usaha yang diarahkan untuk mewujudkan suasana belajar mengajar yang
efektif dan menyenangkan serta dapat memotivasi siswa belajar dengan baik
sesuai kemampuan. Pengelolaan kelas merupakan usaha sadar untuk mengatur
kegiatan proses belajar mengajar secara sistematis. Usaha sadar itu mengarah
pada persiapanbahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang
belajar, mewujudkan situasi/kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan
waktu sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan tujuan
kurikuler dapat tercapai.
PENTINGNYA
PENGELOLAAN KELAS
Manajemen kelas yang efektif akan memaksimalkan
kesempatan pembelajaran murid (charles, 2002; Everston, Emmer, & Worsham,
2003). Para ahli dalam manajemen kelas
mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan tetang cara terbaik mengelola
kelas. Pandangan sebelumnya lebih menekankan perbuatan dan penerapan peraturan
dalam mengendalikan perilaku siswa. Pandangan terbaru lebih mengfokuskan diri
pada kebutuhan siswa dalam memelihara hubugan dan kesempatan untuk meregulasi
diri. Tren terbaru saat ini dalam pengelolaan kelas menempatkan lebih banyak
penekanan pada pembimbingan siswa kearah disiplin diri dan lebih sedikit
penekanan pada pengendalian siswa secara eksternal. Menurut sejarah manajemen
kelas, guru dianggap sebagai pemimpin. Namun, dalam tren saat ini yang berpusat
pada siswa, guru dianggap sebagai pembimbing, koordinator, dan fasilitator
(Kaufman dalam John, 2009).
MEMULAI DENGAN
BENAR
Salah satu kunci
untuk mengelola kompleksitas adalah mengelola hari – hari pertama dan minggu –
minggu awal masa sekolah secara cermat dan hati – hati. Kita harus menggunakan
masa – masa ini untuk menyampaikan aturan dan prosedur yang kita gunakan kepada
kelas dam mengajak murid bekerja sama untuk mematuhina serta mengajak murid
terlibat aktif dalam semua aktivitas pembelajaran.
Dengan membangun
ekspektasi, aturan, dan aktivitas rtin di minggu – minggu awal ini akan
membantu memperlancar kegiatan kelas dan mempermudah pengembangan lingkungan
kelas yang posiif.
MEMUSATKAN
PERHATIAN PADA TINGKAH LAKU POSITIF
Anak-anak
maupun dewasa mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian biasanya gemar
melamun secara berlebihan. Kendati demikian, saat mereka berhasil memusatkan
perhatian pada suatu hal, maka perhatian itu denga segera buyar kembali. Selain
itu, gangguan pemusatan perhatian seriing ditandai dengan sikap selalu
menyendiri, pendiam dan tidak menimbulkan keributan. Para penderitan semacam
ini mungkin bias terus naik kelas tanpa perlu mendapatkan bimbingan khusus.
Menurut
Derek (2007) jika mengamati keseluruhan penderita ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) pada diri anak-anak, sebagian besar diderita anak
laki-laki gangguan sering diikuti dengan sikap hiperaktif. Gejala yang
ditimbulkan hal semacam ini berupa misalnya gemar berperilaku sesuka hati,
berlari-larian di jalan raya, melompat-lompat di atas sofa hingga hampir
pingsan kehausan, tidak sanggup duduk tenang, berteriak-teriak dan memotong
pembicaraan.
Dalam
diri orang dewasa, tindakan hiperaktif sering tampak dalam wujud kegugupan dan kegelisahan. Namun , masalah yang
berkaitan dengan perhatian dan konsentrasi ini, terus berlanjut hingga mereka
dewasa. Di tempat kerja, orang dewasa penderita ADHD sering mengalami yang
berkaitan dengan penyusunan tugas dan penyelesaian pekerjaan. Mereka
seolah-olah tidak mendengarkan atau tidak bersedika menikuti pengarahan.
Pekerjaan mereka terlihat kacau dan terbengkalai.
Kesulitan
dalam memusatkan perhatian, baik yang
disertai dengan sikap hiperaktif ataupun tidak, dianggap sebagai kesulitan
belajar. Kendati demikian, kesulitan dalam memusatkan perhatian dapat
mempengaruhi performa akademis seseorang secara serius, dimana gangguan ini
kerap menyertai kelemahan dalam kemampuan akademis.
TUJUAN DAN
STRATEGI MANAJEMEN KELAS
Manajemen kelas
yang efektif mempunyai dua tujuan yaitu :
- Membantu menghabiskan lebih banyak waktu
untuk belajar dan mengurangi waktu aktivitas yang tidak diorientasikan pada tujuan.
- Mencegah
murid mengalami problem akademik dan emosional.
MENDESAIN
LINGKUNGAN FISIK KELAS
PRINSIP
PENATAAN KELAS
- kurangi
kepadatan di tempat lalu lalang
- pastikan
bahwa kita dapat dengan mudah melihat semua murid
- materi
pegajaran dan perlengkapan murid harus mudah diakses
- pastikan
murid dapat dengan mudah melihat semua presentasi kelas
GAYA
PENATAAN
Penyusunan Ruang Kelas
Standar
Menurut
Renne dalam John (2009) penyusunan ruang standar sebagai berikut:
- Pada gambar 1
menunjukkan sejumlah gaya penyusunan kelas Auditorium, off-set, seminar
dan kelompok. Dalam gaya auditorium yang tradisional, semua siswa duduk
menghadap guru (lihat gambar 1.A). Susunan ini mencegah kontak siswa
secara behadap-hadapan dan guru bebas bergerak ke mana pun di dalam
ruangan. Gaya Auditorium sering digunakan ketika guru memberi kuliah atau
seorang mengadakan presentasi untuk seluruh kelas.
- Dalam gaya
berhadap-hadapan, siswa duduk menghadap satu sama lain (lihat gambar 1.B).
gangguan dari siswa lain lebih tinggi dalam susunan inidari pada gaya
auditorium.
- Dalam gaya
off-set, siswa dalam jumlah kecil (biasanya tiga atau empat) duduk
disekitar meja, tetapi tidak duduk sembarangan secara langsung dari satu
sama lain (lihat gambar 1.C). Gaya ini menghasilkan lebih sedikit gangguan
dari pada gaya berhadap-hadapan dan bias efektif untuk belajar yang
kooperatif.
- Dalam gaya seminar,
siswa dalam jumlah besar (sepuluh atau lebih)duduk dalam
susunan sirkuler, segi empat atau berbentuk U (lihat gambar 1.D). Ini
sangat efektif jika menginginkan para siswa untuk berbicara satu sama lain
atau berbincang dengan guru.
- Dalam gaya
kelompok, siswa dalam jumlah kecil(biasanya empat sampai delapan) bekerja
dalam kelompok kecil yang berdekatan (lihat gambar 1.E). Susunan inisangat
efektif untuk aktivitas belajar yang kolaboratif.
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN YANG POSITIF UNTUK PEMBELAJARAN
Strategi Umum
- Gaya manajemen kelas otoritatif, strategi ini akan mendorong murid untuk menjadi pemikir yang
independen dan perilaku yang independen tetapi strategi ini masih
menggunakan sedikit monitoring murid. Guru yang otoritatif melibatkan
murid dalam kerjasama give-and-take
dan menunjukkan sikap perhatian pada murid serta akan menjelaskan aturan
dan regulasi , menentukan standardengan masukan dari murid
- Gaya manajemen kelas otoritarian, strategi ini merupakan gaya yang
restriktif dan punitif. Fokus utamanya adalah ketertiban kelas, bukan pada
pengajaran dan pembelajaran. Guru otoriter sangat
mengekang dan mengontrol murid serta tidak melakukan banyak percakapan
pada murid. Murid pada gaya manajemen kelas ini cenderung pasif,
tidak mau membuuat inisiatif di kelas, damn memiliki keterampilan komunikasi yang buruk
- Gaya
manajemen kelas yang permisif, strategi ini memberi banyak otonomi pada
murid tetapi tidak memberi banyak dukungan untuk pengembangan keahlian
pembelajaran atau pengelolaan perilaku murid. Murid pada kelas permisif
cenderung mempunyai keahlian akadamik yang tidak memadai dan kontrol diri
yang rendah.
Mengelola
Aktifitas Kelas Secara Efektif
Manajer kelas
yang efektif ditandai dengan hal – hal sebagai berikut, yaitu:
- Menunjukkan
seberapa jauh murid “mengikuti”
- Mengatasi
situasi tumpang-tindih secara efektif
- Menjaga
kelancaran dan kontinuitas pelajaran.