Kamis, 06 April 2017

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN RUANG LINGKUP


Psikologi pendidikan merupakan cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
           
LATAR BELAKANG HISTORIS PSIKOLOGI PENDIDIKAN
              Psikologi pendidikan didirikan oleh beberapa perintis bidang psikologi sebelum awal abad ke-20, dan terdapat tiga perintis terkemuka yang muncul pada awal sejarah psikologi pendiddikan yang diantaranya yaitu:

1.      William James (1842-1910)
Tak lama setelah meluncurkan  buku ajar psikologinya yang pertama, Principles of Psychololgy, James memberikan serangkaian kuliah dengan tajuk “Talks to Teachers”. Dalam kuliah ini ia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James menegaskan tentang pentingnya mempelajari proses belajar-mengajar dikelas, guna meningkatkan mutu pendidikan. Salah satu rekomendasinya adalah mulai mengajar pada titik yang sedikit lebih tinggi di atas tingkat pengetahuan dan pemahaman anak dengan tujuan untuk memperluas cakrawala pemikiran anak.



2.       John Dewey (1859-1952)
John Dewey menjadi motor penggerak untuk mengaplikasikan psikologi di tingkat praktis. Ide-ide penting dari John Dewey yang pertama yakni kita mendapatkan pandangan tentang anak sebagai pembelajar aktif (active learner). Kedua , kita mendapatkan ide bahwa pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, kita mendapat gagasan bahwa semua anak berhak mendapat pendidikan yang layak. 


 


3.     E.L. Thorndike (1874-1949),
      Thorndike yang memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Ia berpendapat bahwa salah satu tugas pendidikan disekolah yang paling penting adalah menanamkan keahlian penalaran anak. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.







RISET DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN
 A. Pendekatan Riset Ilmiah 
               Riset Ilmiah adalah riset objektif, sistematis, dan dapat diuji. Riset ilmiah mereduksi kemungkinan bahwa informasi didasarkan pada keyakinan, opini, dan perasaan personal. Riset ilmiah didasarkan pada metode ilmiah, sebuah pendekatan yang dapat dipakai untuk menemukan informasi yang akurat. Pedekatan ini terdiri dari beberapa langkah : merumuskan masalah, mengumpulkan data, menarik kesimpulan, serta merevisi kesimpulan dan teori riset.
              Perumusan masalah adalah mengidentifikasi masalah, menyusun teori, dan mengembangkan satu atau lebih hipotesis. Setelah merumuskan masalah, biasanya periset menyusun teori dan hipotesis. Teori adalah seperangkat ide yang saling berkaitan dan koheren, yang berfungsi untuk menjelaskan dan membuat prediksi. Dengan teori tersebut kemudian periset bisa merumuskan hipotesis, yakni asumsi dan prediksi spesifik yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori itu benar apa tidak. Misalnya, sebuah teori tentang mentoring mungkin menerangkan dan memprediksi mengapa bantuan, bimbingan, dan pengalaman konkret bisa bermanfaat bagi murid dari keluarga miskin. Teori ini mungkin memfokuskan pada kemungkinan si anak meniru perilaku dan strategi mentor atau mungkin fokus pada efek perhatian dan kasih sayang, yang mungkin tidak diperoleh si anak dalam kehidupannya.
              Langkah berikutnya adalah mengumpulkan informasi (data). Dalam studi mentoring tersebut, periset mengumpulkan data yang terdiri dari observasi kelas, rating guru, dan uji prestasi pra-mentoring yang diberikan kepada murid yang akan menerima mentoring dan juga tes pasca mentoring.
              Selanjutnya, periset akan menarik kesimpulan dibantu dengan menggunakan prosedur statistik untuk memahami arti dari data kuantitatif tersebut. Langkah terakhir metode ilmiah adalah merevisi kesimpulan dan teori riset.

METODE RISET
Metode pengumpulan riset diklasifikasikan sebagai :
    1. Riset Deskriptif, mencangkup :
        a. Observasi
           - observasi alamiah , perilkau diamati di dunia riil misalnya dikelas, di museum, dan di lingkungan
bermain.
           - Observasi Partisipan, dimana peneliti terlibat aktif sebagai partisipan (peserta) dalam suatu aktivitas atau suatu tempat tertentu.
        b. Wawancara dan Kuesioner
        c. Tes standar (standardized test)
        d. Studi kasus, adalah kajian mendalam terhadap individu.
        e. Studi etnogenik, adalah deskripsi mendalam dan interpretasi terhadap perilaku dalam satu etnis atau kelompok kultural
        f. Riset korelasional. Tujuan riset ini adalah untuk mendeskripsikan kekuatan hubungan antara dua tau lebih kejadian atau karakterisrik
       g. Riset eksperimental adalah satu satunya jenis riset yang dapat mengungkapkan sebab-sebab perilaku. Melakukan sebuah eksperiment melibatkan pengkajian pengaruh setidaknya satu variabel independen ( faktor eksperimental, berpengaruh, dan dimanipulasi) terhadap satu atau lebih variabel dependen ( faktor yang diukur). Eksperiment melibatkan penetapan acak terhadap partisipan ke satu atau lebih kelompok eksperimental (kelompok yang pengalamannya dimanipulasi ) dan satu atau lebih kelompok kontrol (kelompok yang diperlakukan secara sama dengan kelompok eksperimental kecuali dalam hal faktor yang dimanupulasi).
        h. Rentang waktu riset
           - Riset cross-sectional melibatkan pengkajian kelompok orang pada satu waktu.
           - Riset longitudinal adalah mempelajari orang yang sama dalam kurun waktu tertentu.


RISET EVALUASI PROGRAM, RISET AKSI, DAN GURU-SEBAGAI-PERISET
                
             Riset evaluasi program adalah riset yang didesain untuk membuat keputusan tentang efektivitas program tertentu. Riset aksi dipakai untuk memecahkan problem sosial atau problem dikelas tertentu, meningkatkan strategi pengajaran, dan membuat keputusan tentang lokasi spesifik. Guru-sebagai-periset melakukan studi kelas untuk memperbaiki praktik pendidikannya.


TANTANGAN RISET
    
               Hal - hal yang harus dipertimbangkan dalam riset, yaitu :
   1. Etika
   2. Gender
   3. Etnis Kultur
              
                Para periset Psikologi Pendidikan mengakui bahwa sejumlah masalah etika harus dipertimbangkan saat melalukan riset. Setiap usaha harus memerharikan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Dimasa lalu, riset sering kali mengandung bias gender yang merugikan perempuan. Kita perlu memasukkan lebih banyak anak dari kelompok minoritas etnis kedalam riset psikologi pendidikan. Perhatian khusus adalah pada ethnic gloss. 


DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2007. Psikologi Pendidikan Edisi Kedua. Universitas of Texas at Dallas 

0 komentar:

Posting Komentar