Menurut
Santrock, pembelajaran (learning) dapat didefinisikan sebagai pengaruh yang
relatif permanen pada perilaku, pengetahuan, dan keterampilan berfikir yang
diperoleh melalui pengalaman.
Tidak
semua yang kita tahu itu diperoleh melalui belajar. Kita mewarisi beberapa
kemampuan – kemampuan tentuntu sejak lahir dan tidak dipelajari, misalnya saja
makan, berteriak, terkejut, dll. Tetapi, kebanyakan perilaku manusia tidak
diwariskan begitu saja. Contohnya saat anak menggunakan komputer dengan cara
baru, lalu ia bekerja keras untuk memecahkan masalah, mengajukan pertanyaan
secara lebih baik, menjelaskan dengan cara yang lebih logis, atau lebih
memperhatikan, maka ia sedang menjalani proses belajar.
PENDEKATAN UNTUK PEMBELAJARAN
A. BEHAVIORISME
Behaviorisme adalah
pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan melalui penngalaman
yang dapat diamati, bukan dengan proses mental. Proses mental didefinisikan
oleh psikolog sebagai pikiran, perasaan, dan motif yang kita alami namun tidak
bisa dilihat oleh orang lain. Pandangan behaviorisme mencakup mengenai
classical conditioning dan operant conditioning, yang menurut santrock keduanya
menekankan pembelajaran assosiatif.
v
CLASSICAL CONDITIONING (PENGONDISIAN KLASIK)
Tokoh yang berperan dalam Operant
Conditioning adalah Ivan Pavlov, dimana ia melakukan eksperimen dengan seekor
anjing yang mengeluarkan liur ketika diberikan makanan dengan sebelumnya Pavlov
membunyikan bell ketika makanan itu disajikan dihadapan anjing tersebut. Lama
kelamaan anjing akan terbiasa untuk mengasosiasikan bunyi bell dengan makanan
yang kemudian anjing itu akan mengalami salivasi, sampai akhirnya ketika bunyi
bell didengar tanpa adanya makanan anjing tetap mengeluarkan liur.
Pengondisian klasik adalah tipe
pembelajaran di mana suatu organisme belajar untuk mengaitkan atau
mengasosiasikan stimulus. Unconditioned
Stimulus (US) adalah ebuah stimulus yang secara otomatis menghasilkan
respon tanpa ada pembelajaran terlebih dahulu. Dalam eksperimen Pavlov, makanan
adalah US. Unconditioned Responce (UR)
adalah respons yang tidak dpelajari yang secara otomatis dihasilkan oleh US.
Dalam eksperimen Pavlov, air liur anjing yang merespon makanan adalah UR. Conditioned Stimulus (CS) adalah
stimulus yang sebelumnya netral yang akhirnya menghasilkan Conditioned Response setelah diasosiasikan dengan US. Conditioned Response adalah respon yang
dipelajari yakni respon yang dipelajari terhadap stimulus yang terkondisikan
yang muncul setelah terjadi pasangan US-CS.
Pengondisian
klasik berperan dalam memahami issue phobia (rasa takut). Hasil belajar
kondisioning klasikal dapat dihilangkan dengan teknik counterconditioning.
v
OPERANT CONDITIONING (PENGONDISIAN OPERAN)
Pengondisian Operan juga sering
disebut dengan pengondisian instrumental. Tokoh utama dalam Operant
Conditioning adalah B.F Skinner yang didasarkan oleh pandangan E.L Thorndike.
Hukum
Efek Thorndike menyatakan bahwa perilaku yang diikuti dengan hasil positif akan
diperkuat dan perilaku yang diikuti dengan hasil negatif akan diperlemah.
Kemudian Skinner menyempurnakan pengerian pengondisian operan dengan mengatakan
bahwa, pengondisian operan adalah sebuah bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas
perilaku itu akan diulang kembali.
Konsekuaensi
maupun hukuman bersifat sementara (kontingen) pada perilaku organisme. Tiga
macam konsekuensi yang mempengaruhi perilaku :
1.
Penguatan positif (Reinforcement positive), merupakan konsekuensi yang mengarahkan pada
peningkatan probabilitas terjadinya perilaku. Dua hal penting
yang harus diperhatikan dalam pemberian penguatan positif adalah timming
(waktu) dan konsistensi dalam pemberian penguatan.
2.
Penguatan negatif (Reinforcement negative), merupakan penguat yang berasal dari
pemindahan atau penghindaran suatu kejadian negatif sebagai konsekuensi dari
perilaku.
3.
Hukuman (Punishment), konsekuensi negatif dari perilaku yang mengarahkan pada
penurunan frekuensi perilaku.
PETUNJUK
PENGGUNAAN HUKUMAN
- Jangan
menggunakan hukuman fisik
- Jangan hanya menghukum tapi berikan
juga penguat positif pada perilaku yang benar untuk menggantikan perilaku
yang ingin dieliminir melalui hukuman
- Jangan menghukum “orangnya” tapi
“perilakunya”. Hentikan hukuman bila perilaku telah berhenti.
- Jangan campur adukkan hukuman dan
hadiah untuk perilaku yang sama
- Sekali telah memutuskan untuk
memulai hukuman, jangan pernah mundur lagi.
PERBEDAAN
ANTARA CLASSICAL CONDITIONING DENGAN OPERANT CONDITIONING.
No
|
Kondisioning Klasikal
|
Kondisioning Operan
|
1.
|
Asosiasi antara 2 stimulus
|
Asosiasi antara respon dan konsekuensi
|
2.
|
Melibatkan perilaku refleks dan involuntary yang
dikontrol oleh tulang belakang atau sistem syaraf otonom
|
Perilaku voluntary yang lebih kompleks yang dimediasi
oleh sistem syaraf somatis
|
3.
|
UCS dipasangkan dengan CS. Individu tidak perlu
melakukan apapun untuk penyajian UCS dan CS.
|
Konsekuensi penguatan hanya terjadi jika respon yang
dikondisikan telah muncul.
|
ANALISIS
PERILAKU TERAPAN
Analisis
perilaku terapan adalah penerapan prinsip pengondisian operan untuk mengubah
perilaku manusia. Ada tiga penguatan analisis perilaku yang penting dalam
bidang pendidikan, yaitu : meningkatkan perilaku yang diinginkan, menggunakan
dorongan (prompt), dan pembentukan (shapping) serta mengurangi perilaku yang
tidak diharapkan (Alberto & Troutman, 1999). Aplikasi analisis perilaku
terapan seringkali menggunakan serangkaian langkah yang biasanya dimulai dengan
observasi umum dan kemudian menentukan perilaku sasaran spesifik yang perlu
diubah, dan mengamati kondisi antesendenya, kemudian tentukan tujuan
behavioral, perkuat atau hukum perilaku yang dipilih, lakukan program manajemen
perilaku, dan evaluasi kesuksesan maupun kegagalan program tersebut.
B. KOGNITIF
v
TEORI KOGNITIF SOSIAL BANDURA
Teori kognitif sosial menyatakan bahwa faktor sosial dan kognitif,
dan juga fakor perilaku memainkan peranan penting dalam pembelajaran. Albert
Bandura merupakan salah satu arsitek utama dalam teori kognitif sosial. Dia
mengatakan bahwa, ketika murid belajar, mereka dapat merepresentasikan atau
mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif.
Bandura
mengembangkan model determinisme
rasiprokal yang terdiri dari :
1.
Perilaku
2.
Person/ Kognitif
3.
Lingkungan
PEMBELAJARAN
OBSERVASIONAL
Pembelajaran
observasional juga dinnamakan imitasi atau modeling
adalah pembeajaran yang dilakukan ketika seseorang mengamati dan meniru
perilaku orang lain. Kapasitas untuk mempelajari pola perilaku dengan observasi
dapat mengeliminasi pembelajaran trial
and error yang membosankan.
Model
pembelajaran observasional kontemporer Bandura
memfokuskan pada proses spesifik yang terlibat dalam pembelajaran
observasional. Proses itu adalah atensi
(perhatian), retensi, produksi, dan motivasi.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John W. 2007. Psikologi
Pendidikan Edisi Kedua. Universitas of Texas at Dallas